Jumat, 21 November 2014

WILAYAH KABUPATEN BUNGO

Secara geografis Kabupaten Bungo berada pada posisi antara 01008' sampai 01055' Lintang Selatan dan antara 101027' sampai 102030' Bujur Timur.


Daftar Kecamatan di Kabupaten Bungo

Berikut daftar Kecamatan yang ada di Kabupaten Bungo, Jambi. Lengkap dengan Dusun-dusun yang ada di Kecamatan tersebut. Ada beberapa Kecamatan yang belum lengkap dusun-dusunnya, namun akan kuusahain tuk perbaiki koq, buat teman-teman yang bisa bantu menambahkan, silahkan di Comment aja yah,, Makasihhh….

Oh ya, Jika ada Dusun yang tertinggal ku tulis, atau bila ada tambahan dusun di Kecamatan apapun, tolong berbagi yahhh,,,, maklum, sekarangkan lagi marak pemekaran, jadi banyak dusun-dusun baru yang muncul… Hokeyyy !!!!


  1. Bathin II
           Babeko
           Simpang Gemini
           Sipunggur
           Suka Makmur
           Sungai Alai
           Tanjung Menanti

  1. Bathin II Pelayang
           Pelayang
           Peninjau
           Pulau Kerakap
           Seberang Jaya

  1. Bathin III
           Air Gemuruh
           Lubuk Benteng
           Purwobakti
           Sarana Jaya
           Sungai Binjai
           Taman Agung
           Teluk Panjang

  1. Bathin III Ulu
           Aur Cino
           Buat
           Karak Apung
           Laman Panjang
           Lubuk Beringin
           Muara Buat
           Senamat Ulu
           Sungai Telang
           Timbolasi

  1. Bungo Dhani
           Pulau Pekan
           Sungai Arang
           Sungai Kerjan
           Sungai Pinang
           Talang Pantai

  1. Bungo Utara
  2. Jujuhan
           Sikapur Sirih

  1. Jujuhan Ilir
           Aur Gading
           Bukit Sari
           Kuamang
           Lubuk Tenam
           Pulau Batu
           Sari Mulya
           Tapian Danto

  1. Limbur Lubuk Mengkuang
           Limbur Lubuk Mengkuang
           Lubuk Tanah Terban
           Pauh Agung
           Pemunyian
           Rantau Tipu
           Renah Sungai Ipuh
           Sekar Mengkuang
           Sp 2
           Sp 3 (Tebo Jaya)
           Sp 4
           Sp 5
           Sp 6 (Lubuk Tanah Terban)
           Tanjung Bungo
           Tebo Pandak

10. Muko-Muko Bathin VII
           Bedaro
           Dusun Baru
           Dusun Datar
           Pagar Puding
           Sukajaya
           Sungai Lipai
           Tanjung Agung
           Tebat

11. Pasar Muara Bungo
           Batang Bungo
           Bungo Barat
           Bungo Timur
           Jaya Setia
           Tanjung Gedang

12. Pelepat
           Batu Kerbau
           Dusun Baru Pelepat
           Rantau Keloyang
           Senamat Ilir
           Senamat Ulu
           Sungai Gurun
           Tran Batu Kerbau

13. Pelepat Ilir
           Dusun Danau
           Dusun Lubuk
           Koto Jayo
           Kuamang Kuning
           Kuning Gading
           Muara Kuamang
           Padang Pelengas
           Purwosari
           Unit I
           Unit II
           Unit III
           Unit IV
           Unit V
           Unit VI
           Unit VII
           Unit VIII
           Unit X
           Unit XI
           Unit XII
           Unit XIII
           Unit XV
           Unit VI
           Unit VII
           Unit VIII
           Unit XIV

14. Rantau Pandan
           Dusun Baru Sipin
           Leban
           Lubuk Kayu Aro
           Lubuk Mayan
           Rantau Duku
           Rantau Pandan

15. Rimbo Tengah
           Cadika
           Pasir Putih
           Sungai Buluh
           Sungai Mengkuang

16. Tanah Sepenggal
           Candi
           Empelu
           Pasar Lubuk Landai
           Pasar Rantau Embacang
           Sungai Gambir
           Tanah Bekali
           Tanjung Candi
           Telentam
           Teluk Pandak

17. Tanah Sepenggal Lintas
           Embacang Gedang
           Lubuk Landai
           Paku Aji
           Pematang Panjang
           Rantau Embacang
           Sungai Lilin
           Sungai Mancur
           Sungai Puri
           Sungai Tembang
           Tanah Periuk
           Tebing Tinggi

18. Tanah Tumbuh
           Bukit Kemang
           Dusun Panjang
           Koto Jayo
           Lubuk Niur
           Pedukun
           Perinti Lueh
           Rambah
           Sungai Sarap
           Tanah Tumbuh
           Tebing Tinggi Uleh
           Teluk Kecimbung

Sambal Nio dan Gulai Tekuyung

Sambal Nio
Sambal nio(kelapa) adalah sambal yang terbuat dari parutan kelapa. Kelapa yang digunakan tidak boleh terlalu tua dan juga tidak boleh kelapa muda. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sambal nio adalah:
  • Kelapa parut
  • Cabai
  • Ikan Teri
  • Bawang Merah
  • Bawang Putih
  • Minyak sayur
  • Kencur
  • Garam
  • Lengkuas
  • Ketumbar    
Cara membuat sambal nio sangat sederhana, berikut cara pembuatannya:
  1. Ulek dan haluskan cabai,bawang merah, bawang putih, lengkuas, kencur, dan ketumbar. Ini untuk dijadikan bumbunya.
  2. Kemudian masukkan penyedap rasa kedalam bumbu.
  3. Lalu campurkan kelapa parut, ikan teri, dan bumbu yang dihaluskan tadi.
  4. Kemudia masak hingga matang dan sajikan.

Gulai Tekuyung
Tekuyung(siput sungai) sangat mudah didapatkan jika air sungai sedang surut. Dahulu di dusunku di Rantau Embacang setiap kali air sungai batang tebo surut anak-anak maupun para ibu-ibu sering kali mencari tekuyung. Selain rasanya yang enak gulai tekuyung konon bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Salah satunya menurut cerita orang tua di kampungku gulai tekuyung bisa menyembuhkan penyakit diare. Dalam penyajiannya gulai tekuyung biasanya dicampur dengan sayur pakis.
Berikut adalah bahan-bahan yang digunakan untuk membuat gulai tekuyung:
  • Tekuyung
  • Pakis
  • Santan Kelapa
  • Bawang Putih
  • Bawang Merah
  • Serai
  • air
  • Penyedap Rasa

Kamis, 20 November 2014

Tempat-tempat Wisata di Kabupaten Bungo

1.    Lapangan Semagor Muara Bungo Lapangan semagor ini terletak di pusat kota Muara Bungo. Lokasi ini setiap hari selalu ramai dikunjungi masyarakat terutama kaula muda untuk sekedar duduk dan bersantai hingga menyantap makanan dan minuman yang diual disana.
 2.    Taman Kota Bungo Taman yang terletak di Jantung Kota Muara bungo kota Bungo ini  merupakan wisata kota keluarga yang cukup representatif dan sering dikunjungi warga Kota Muarabungo dan sekitarnya. Jalan akses untuk mencapai taman ini sangat mudah, berada di pinggiran Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum). Persisnya di depan Kompleks Wiltop Bungo Plaza (WBP). Taman ini tertata apik, dengan jalan setapak di kanan kiri ditumbuhi bunga. Fasilitas yang terdapat di dalamnya adalah sebuah pendopo di atas kolam seluas 4×7m, Kios makanan dan rumah makan siap saji serta permainan air berupa kereta bebek air (sepeda air). 
3.    Taman Alam Sari Muara Bungo Wisata alam dengan berbagai aneka permainan anak-anak hingga remaja dan dewasa.  Point Ball atau permainan perang dengan pakaian ala militer lengkap,  serta persenjataan khusus untuk permainan itu sendiri. Selain itu juga terdapat sircuit jet raider juga Apv, motor dengan roda empat.
4.    Semagi Waterpark Muara Bungo Semagi Watepark memiliki luas 12 Ha terletak di Km 09 sebelum SPBU arah Bangko. Menyediakan 6 wahana permaianan air, seperti seluncuran dengan empat kolam renang dan dua kolam kendaraan dayung air. 


5.    Rumah Tua Desa Tanah Periuk Desa Tanah Periuk yang terletak di Jalan Lintas Sumatera Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, ternyata Menyimpan Aset yang sangat Berharga. Yaitu peninggalan sejarah dalam bentuk Rumah Tua. Perjalanan yang ditempuh untuk sampai ke desa itu sekitar setengah jam dari Muarabungo, dengan jarak tempuh 24 kilometer menuju Desa Tanah Periuk. Rumah Tua Desa Tanah Periuk ini didirikan sekitar 200 tahun yang lalu. Jumlah rumah tua tersebut diperkirakan sebelas rumah dan letaknya berpencar namun masih berdekatan di wilayah Desa Tanah Periuk. Menurut informasi dari tokoh masyarakat setempat, rumah tersebut dulu beratap rumbia. Saat ini telah direnovasi menjadi atap dari genteng dan dari seng. Saat pendirian rumah tersebut juga tidak menggunakan paku seperti rumah lainnya. Paku tersebut diganti dengan pasak dari kayu yang diruncingkan pada ujungnya. Di bagian pucuk rumah terdapat ukiran khas, begitu juga di bagian dinding rumah yang seluruhnya berbahan kayu itu juga ada ukiran cukup khas bermotif seperti bunga. 
6.    Air Terjun Tegan Kiri Air Terjun Tegan Kiri terdapat di Desa Rantau Pandan, Kecamatan Rantau Pandan, berjarak ± 34 Km dari ibu kota kabupaten Bungo. Air Terjun ini bersumber dari perbukitan dengan ketinggian 26 m. Telah terdapat tempat permandian & lapangan parkir. Disekitar tempat ini masih banyak berkeliaran berbagai jenis kera & beruang madu. Juga masih sering ditemukan Bunga Bangkai (Amorphopallus Titanum). 


7.    Bunga Bangkai Terdapat di Desa Rantau Pandan, Kecamatan Rantau Pandan, berjarak ± 34 Km dari ibu kota kabupaten Bungo. Ada dua jenis Bunga Bangkai yang tumbuh di daerah Jambi, yaitu Amorphopallus Titanum & Rafflesia Arnoldi. Bedanya, yang satu memanjang ke atas sedangkan yang satunya lagi melebar. Keduanya serumpun, sejenis Areceal Vegetation / keladi yang mengeluarkan bau busuk seperti bangkai, sehingga tidak hanya menarik perhatian serangga seperti lalat, tapi juga binatang buas untuk mendekat. Amorphopallus bisa tumbuh setinggi 1,8 - 2,85 m, sedangkan Rafflesia bisa tumbuh dengan diameter mencapai ± 2 m. 
8.    Batu Tapak Sembilan Merupakan situs peninggalan purbakala yang terletak di Desa Senemat Ulu. Batu Tapak Sembilan merupakan batu Menhir yang tertera tapak-tapak purbakala manusia dan hewan. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah Jambi telah didiami oleh masyarakat berbudaya sejak Zaman Batu Prasejarah (diperkirakan Megalitikum dan Neolitikum). 

9.    Air Terjun Punjung Empat Penamaan air terjun ini karena airnya berasal dari Bukit Punjung dengan puncak tinggi bertingkat. Terletak di Rantau Keloyang Kecamatan Pelepat. Anda dapat tiba di sana dengan berkendaraan roda empat sepanjang 26 Km dan kemudian 4 km lagi masih harus berjalan kaki. Anda tak perlu merasa sia-sia. Searah bagian hulu dengan air terjun ini terdapat tiga buah gua alam. Cerukan gua bervariasi antara 3,5 sampai 35 meter dengan ketinggian permukaan 3 - 7 meter. Siapa tahu nasib anda baik, maka anda dapat membawa sarang burung layang-layang yang mahal itu. Itupun kalau belum dipanen masyarakat desa. Gua ini disebut Gua Batu Luah Muaro. 
10.    Dam Semagi pelayang Dam/waduk yang dimanfaatkan pula sebagai fasilitas wisata air/tirta. Keduanya di Kecamatan Tanah Tumbuh, 35 & 48 km dari Muara Bungo. Dam Semagi merupakan bangunan air peninggalan penjajah Belanda, dibangun tahun 1937, hingga sekarang masih berfungsi dengan baik. Mempunyai saluran tertier sepanjang 26.045 m dengan 9 bangunan, dapat mengairi sawah seluas 248 ha. Sedangkan dam Batang Uleh selain sebagai irigasi sawah dihilirnya, juga dimanfaatkan sebagai wisata tirta & budidaya ikan keramba. 

11.    Sumber Air Panas Terdapat di Kecamatan Tanah Tumbuh, berjarak sekitar 41 Km dari ibukota kabupaten.

 12.    Gua Alam Kendati tidak begitu besar, pada cerukan bukit di Dusun Lubuk Mayan lebih kurang 20 Km dari Muara Bungo dan juga Goa Alam ini terdapat di Dusun Apung Mudik yang tidak jauh dari Dusun lubuk Mayan Kecamatan Rantau Pandan. Goa alam di Dusun Lubuk Mayan dikenal masyarakat sebagai Goa Kelelawar. Ribuan kelelawar beterbangan membentuk barisan menghitam bila keluar atau masuk goa dikala menjelang malam atau menjelang subuh hari dan ini merupakan suatu atraksi alam yang sukar dicari di tempat lain dalam lingkungan alam yang masih lestari. Asal anda jeli maka akan terlihat sang pimpinan yang bertubuh sedikit besar dari yang lainnya. Tempat bergantungnyapun tertentu seolah mahligai kebesaran berada di relung tinggi. Beda jika anda memasuki Goa di Dusun Apung Mudik Kecamatan Rantau Pandan. Berbagai bentuk Batu Granit akan ditemukan di sela lelehan air menembus bak lilin. Masyarakat dusun menyebutnya Goa itu Goa Tetesan Lilin. Tak jauh dari Goa bila melayang di atas sungai akan dijumpai sebuah lubuk dengan air berpusar berdiameter hampir 10 meter. Menurut cerita pusaran air terjadi karena ada cerukan batu atau lubang yang mempunyai hubungan dengan suatu daerah bunian (makluk halus). 

13.    Masjid Al Falah Desa Empelu Masjid Al Falah terletak di Desa Empelu, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas. Masjid kuno dengan bangunan bergaya melayu itu dibangun pada 1812. Pengerjaan masjid tersebut dikerjakan secara bertahap. Sehingga akhirnya bentuk bangunan itu cukup megah, seperti sekarang. Beberapa tokoh masyarakat setempat mengatakan, Dusun Empelu pernah dipimpin oleh seorang Rio Agung Niat Tuanku Kitab. Rio Agung Niat Tuanku Kitab disebut-sebut merupakan Rio pertama di wilayah itu. Rio Agung mengajak masyarakat Desa Empelu untuk bergotong royong mengambil kayu di hutan, untuk membangun sebuah rumah ibadah yang pada saat itu disebut pertama kali sebagai Surau Al Falah. Pendirian awal Masjid Al Falah dikerjakan oleh Rio Agung bersama masyarakat, atas titah Pangeran Anom. Saat didirikan, bentuk bangunan Masjid Al Falah masih berbentuk rumah panggung yang terdiri dari beberapa tiang, beratap daun rumbia, dengan dinding dari kayu, lantai dari bilah, bentuknya seperti biasa menyerupai rumah adat Bungo. Alat yang digunakan juga cukup sederhana. Penggunaan masjid tersebut juga untuk kepentingan kemasyarakatan dan pemerintahan. Pada 1827, Surau Al Falah direhab menjadi bangunan berbatu dengan tembok dari semen. Pengerjaan bangunan dikerjakan oleh Abu Kasim dari Pulau Jawa dan telah lama tinggal di Malaysia.  Saat itu, Surau Al Falah diubah namanya menjadi Masjid Al Falah oleh Pangeran Anom dibawah pimpinan Raja Demak dari Mataram, Pulau Jawa. Pada 1837, bangunan masjid kembali direhab. Proses pengerjaan rehab bangunan masjid, dikerjakan oleh seorang pekerja dari Bukit tinggi bernama Mangali. Saat itu bangunan mulai tampak indah, dengan keindahan seni arsitektur bangunan serta interior yang cukup menarik. Selain itu, terkandung pula simbol-simbol atau makna-makna yang cukup luas dari bentuk fisik bangunan.  Pada 1850, kembali dilakukan pemugaran, memperbarui dua menara rendah. Menara itu terletak di sudut depan masjid, seperti saat ini. Pada saat itu, Desa Empelu dipimpin oleh Rio Abdul Kadir. Pada masa kepemimpinannya, penyelesaian pembangunan Masjid Al Falah Desa Empelu dikatakan rampung.  Pada 1856, dilakukan atap masjid ditukar menjadi seng. Pada 1867, dilakukan kembali pengerjaan masjid dengan menukar tiang menara tinggi sebanyak 8 batang yang merupakan tiang dasar kaki menara. Bahan tiang yang awalnya dari kulim, diganti dengan tiang dari kayu bulim. Kayu tersebut menurut cerita tokoh masyarakat setempat, diperoleh dan diambil secara bergotong royong oleh masyarakat Desa Empelu dari daerah Bukit Bulim (daerah Bukit Kemang). 



14.    Dam Tapus Tanah Tumbuh Merupakan situs bersejarah yang terletak di Kecamatan Tanah tumbuh, Desa Batang Uleh, 60 km dari Muara Bungo. Dam ini berangka tahun 1787 M. Di desa Batang uleh, kotojayo, tanah tumbuh, karena menurut cerita, tokoh ini memiliki sejarah penjajahan zaman belanda dan japan. 


Rabu, 19 November 2014

Sejarah Kabupaten Bungo



Kabupaten Bungo sebagai salah satu daerah Kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi, semula merupakan bagian dari Kabupaten Merangin, sebagai salah satu kabupaten dari keresidenan Jambi yang tergabung dalam propinsi Sumatera Tengah berdasarkan Undang-Undang nomor 10tahun1948.
 Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956, Kabupaten Merangin yang semula Ibukotanya berkedudukan di Bangko di pindahkan ke Muara Bungo.
Pada tahun 1958 rakyat Kabupaten Merangin melalui DPRD peralihan dan DPRDGR bertempat di Muara Bungo dan Bangko mengusulkan kepada Pemerintah Pusat agar:
Kewedanaan Muara Bungo dan Tebo menjadi Kabupaten Muara Bungo Tebo dengan Ibukota Muara Bungo.
Kewedanaan Sarolangun dan Bangko menjadi kabupaten Bangko dengan Ibukotanya Bangko.
Sebagai perwujudan dari tuntutan rakyat tersebut, maka keluarlah Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang pembentukan Daerah Kabupaten Sarolangun Bangko berkedudukan di Bangko dan kabupaten Muara Bungo Tebo berkedudukan di Muara bungo Yang mengubah Undang Undang Nomor 12 tahun 1956.
Seiring dengan pelantikan M.Saidi sebagai Bupati diadakan penurunan papan nama Kantor Bupati Merangin dan di ganti dengan papan nama Kantor Bupati Muara Bungo Tebo, maka sejak tanggal 19 Oktober 1965 dinyatakan sebagai, Hari Jadi kabupaten Muara Bungo Tebo. Untuk memudahkan sebutannya dengan keputusan DPRGR kabupaten daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo, ditetapkan dengan sebutan Kabupaten Bungo Tebo.
Seiring dengan berjalannya waktu melalui Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 Kabupaten Bungo Tebo dimekarkan menjadi 2 wilayah yaitu Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo.

Akhirnya sekarang bungo menjadi salah satu kabupaten di Jambi dan merupakan salah satu kabupaten yang maju diantara kabupaten lain di Jambi, dengan tingkat ekonomi yang tinggi.